Monday, October 27, 2008

Walisongo, Tokoh Penyebar Agama Islam

Walisongo, Tokoh Penyebar Agama Islam

Sejarah perkembangan Islam di Indonesia tentu tidak akan terlepas dari peran serta Walisongo.

Walisongo dikenal sebagai penyebar agama Islam di tanah Jawa pada abad ke 17. Mereka tinggal di tiga wilayah penting pantai utara Pulau Jawa, yaitu Surabaya-Gresik-Lamongan di Jawa Timur, Demak-Kudus-Muria di Jawa Tengah, dan Cirebon di Jawa Barat.

Era Walisongo adalah era berakhirnya dominasi Hindu dan Budha dalam budaya Nusantara untuk digantikan dengan kebudayaan Islam. Mereka adalah simbol penyebaran Islam di Indonesia, khususnya di Jawa. Tentu banyak tokoh lain yang juga berperan. Namun peranan mereka yang sangat besar dalam mendirikan Kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat secara luas serta dakwah secara langsung, membuat para Walisongo ini lebih banyak disebut dibanding yang lain

Ada beberapa pendapat mengenai arti Walisongo. Pertama adalah wali yang sembilan, yang menandakan jumlah wali yang ada sembilan, atau sanga dalam bahasa Jawa. Pendapat lain menyebutkan bahwa kata songo/sanga berasal dari kata tsana yang dalam bahasa Arab berarti mulia. Pendapat lainnya lagi menyebut kata sana berasal dari bahasa Jawa, yang berarti tempat.

Pendapat lain yang mengatakan bahwa Walisongo ini adalah sebuah dewan yang didirikan oleh Raden Rahmat ( Sunan Ampel ) pada tahun 1474. Saat itu dewan Walisongo beranggotakan Raden Hasan (Pangeran Bintara); Makhdum Ibrahim ( Sunan Bonang, putra pertama dari Sunan Ampel); Qasim ( Sunan Drajad, putra kedua dari Sunan Ampel); Usman Haji (Pangeran Ngudung, ayah dari Sunan Kudus); Raden Ainul Yaqin ( Sunan Giri, putra dari Maulana Ishaq); Syekh Suta Maharaja; Raden Hamzah (Pangeran Tumapel) dan Raden Mahmud.

Meskipun terdapat perbedaan pendapat mengenai siapa saja yang termasuk sebagai Walisongo, pada umumnya terdapat sembilan nama yang dikenal sebagai anggota Walisongo yang paling terkenal, yaitu:

  • Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim
  • Sunan Ampel atau Raden Rahmat
  • Sunan Bonang atau Raden Makhdum Ibrahim
  • Sunan Drajad atau Raden Qasim
  • Sunan Kudus atau Jaffar Shadiq
  • Sunan Giri atau Raden Paku atau Ainul Yaqin
  • Sunan Kalijaga atau Raden Said
  • Sunan Muria atau Raden Umar Said
  • Sunan Gunung Jati atau Pangeran Syarif Hidayatullah

Para Walisongo tidak hidup pada saat yang persis bersamaan. Namun satu sama lain mempunyai keterkaitan erat, bila tidak dalam ikatan darah juga karena pernikahan atau dalam hubungan guru-murid.

Sementara itu, sebelum nama Walisongo terkenal, terdapat pula tokoh-tokoh pendahulu penyebar Agama Islam di Indonesia, diantaranya adalah Syekh Djumadil Qubro, yang menurut babad dan cerita rakyat merupakan orang tua dari Sunan Gresik ( Maulana Malik Ibrahin ) dan Maulana Ishaq. Makamnya terdapat di beberapa tempat yaitu di Semarang, Trowulan, atau di desa Turgo (dekat Pelawangan), Yogyakarta. Belum diketahui yang mana yang betul-betul merupakan makamnya.

Nama lainnya adalah Syekh Quro, yang merupakan pendiri pesantren pertama di Jawa Barat, yaitu pesantren Quro di Tanjung Pura Karawang tahun 1428. Kemudian ada Syekh Datuk Kahfi yang berasal dari Baghdad dan bermukin di Muara Jati atau Cirebon, dana makamnya berada satu komplek dengan Sunan Gunung Jati di Gunung Jati Cirebon. Selain itu ada Syekh Khaliqul Idrus yang berasal dari Parsi dan menetap di Jepara.

0 comments:

Post a Comment